Connect with us

Sekolah Juga Perlu Belajar dari Video Game Loh

News

Sekolah Juga Perlu Belajar dari Video Game Loh

Seberapa banyak dari gamers yang secara jujur mengakui bahwa sekolah adalah kegiatan yang tidak menyenangkan? Hmm, beberapa dari kalian pasti sedang tersenyum atau mengangguk sekarang.

Banyak dari gamers pastinya memiliki pengalaman bahwa sekolah itu merupakan sesuatu yang membosankan. Hal ini sangat ironis karena sebuah penelitian membuktikan bahwa cara tercepat untuk mempelajari sesuatu adalah dengan menghadirkannya di dalam situasi yang menyenangkan.

James Paul Gee, seorang linguist dari National Science Foundation Arizona State University, membenarkan hal itu. Menurutnya, pada dasarnya kegiatan “belajar” seorang manusia merupakan kegiatan yang seharusnya sama menyenangkannya dengan makan atau bermain, bahwa manusia menemukan sesuatu yang membuatnya senang dari belajar.

James Paul Gee

Namun, entah bagaimana, sekolah sebagai tempat belajar justru mengambil kesenangan itu. Akan tetapi, dunia menemukan cara untuk mengembalikan kesenangan itu, yakni melalui video games.

Gee mengakui bahwa video game menawarkan pembelajaran dalam setting yang tepat, yakni menyenangkan. Lantas apa yang membuat Gee berpikir sekolah harus belajar dari video game?

what-video-games-have-to-teach-us-about-learning-and-literacy-james-paul-gee

What Video Games Have To Teach Us About Learning And Literacy (2007)

good-video-games-good-learning-james-paul-gee

Good Video Games And Good Learning (2007)

women-and-gaming-james-paul-gee

Women And Gaming – The Sims and 21st Century Learning (2010)

why-video-games-are-good-for-your-soul-james-paul-gee

Why Video Games Are Good For Your Soul (2005)

Gee mengatakan bahwa kesenangan awal manusia akan belajar dapat ditemukan dalam video game, karena efek resiko gagalnya yang rendah, cukup bertolak belakang dengan sekolah. Video game menyadari jika resiko kegagalan di dalamnya terlalu besar, maka para pemain tidak akan berusaha mengeksplorasi, mengambil resiko,mencoba sesuatu yang baru, atau bahkan berpikiran sempit.

Oleh sebab itu, video game mengecilkan resiko itu misalnya dengan memberikan sistem checkpoint dan hero yang bisa kembali hidup setelah mati.

Secara tidak langsung dengan sistem seperti itu, video game kemudian mengajarkan kepada pemainnya, “Kenapa tidak mengambil sedikit resiko?”, “Kenapa tidak mengeksplorasi segala sesuatunya?”, “Kenapa tidak duduk dan memikirkan cara yang baru untuk mencapai tujuan?”.

Berbeda dengan sekolah yang hanya meminta kalian duduk dan menyerap pelajaran begitu saja. Sekolah memberikan kepada kalian pengetahuan tentang “Ini yang harus Anda lakukan”, sementara video game memberikan kalian kebebasan berpikir tentang “Bagaimana Anda akan melakukannya?”

Video game membuat lebih cerdas untuk tidak terlalu terburu-buru mengejar tujuan yang belum pernah kalian pikirkan sebelumnya. Hal ini akan membuat kalian memilih untuk mengeksplorasi lebih jauh, melihat berbagai kemungkinan dan memikirkan tujuan.

Game-game modern yang berfokus pada gameplay multiplayer dengan karakter yang banyak dan skill berbeda juga akan memberikan kemampuan untuk mengintegrasikan variabel-variabel yang berbeda menjadi satu, seperti halnya ilmu pengetahuan.

Inilah yang ditawarkan dalam video game. Pemain dimasukkan ke dalam sebuah situasi, diberikan informasi yang cukup dan diberikan alat untuk mencapai tujuannya, lalu dilepaskan untuk berpikir sendiri untuk mencapai tujuan.

Kegagalan bukan sebuah hukuman, tetapi penguat kemampuan berpikir kreatif. Bagaimana dengan pendapat Gamers sendiri? Apakah kalian setuju atau tidak setuju?



Kontak Informasi INIGAME.ID (Press Release / Business / Partnership).
Email: info[at]inigame.id.
Continue Reading
Advertisement
You may also like...

More in News

To Top