Connect with us

Perkenalkan OUYE, Tiruan PlayStation 4 dan Xbox One yang Tidak Kreatif tapi Berani

News

Perkenalkan OUYE, Tiruan PlayStation 4 dan Xbox One yang Tidak Kreatif tapi Berani

Meskipun termasuk salah satu negara dengan ekonomi terkuat di dunia, negeri Tiongkok sampai sekarang masih sering dikenal sebagai negara yang gemar mengeluarkan tiruan pada produk-produk tertentu. Sebut saja replika iPhone yang dibuat sama persis dari segi tampilannya dengan harga yang jauh lebih murah karena menggunakan OS open source, Android.

Belum lama ini, sebuah perusahaan di Tiongkok kembali terdengar sedang mengembangkan sebuah produk yang tidak hanya menduplikasi satu brand saja, tapi tiga brands sekaligus, OUYA, Sony, dan Microsoft ke dalam sebuah perangkat konsol game.

Sebelum membahas lebih jauh, gamers perlu mengetahui bahwa konsol ini diberi nama OUYE, nama yang sangat tidak berbeda jauh dengan brand OUYA, sebuah platform game berbasis Android TV yang beberapa waktu lalu telah diakuisisi Razer.

Setelah OUYA telah “diambil dan dipermak” namanya, kini giliran Sony dengan konsol andalannya, PlayStation 4 yang model casing-nya dijadikan target untuk desain mesin konsol ini, yang dipertemukan dengan model controller ala Xbox One milik Microsoft.

Tidak seperti perusahaan Tiongkok lain yang secara secepat kilat mampu menduplikasi produk-produk terkenal dan langsung memasarkannya, OUYE terkesan lebih berhati-hati dan serius untuk mengembangkan konsol ini. Terlihat dari usaha mereka untuk mewujudkan kehadiran konsol ini melalui sistem crowdfunding di JD Finance, salah satu website finansial di Tiongkok.

Tentunya sangat sedikit pihak yang memberi tanggapan positif terkait pengembangan OUYE yang terkesan sangat menjiplak produk lain ini. Akan tetapi, satu hal yang perlu gamers ketahui, tidak seperti negara lain (bahkan Indonesia) di mana gamers bisa membeli PlayStation 4 dan Xbox One dengan sangat mudah di toko online maupun offline, di Tiongkok, penjualan konsol game dari negara luar harus melalui berbagai lapisan hukum dan proses pemerintahan yang berbelit-belit sehingga akses terhadap teknologi game ini sulit dinikmati oleh orang banyak.

Sayangnya kesulitan dalam mendapatkan akses dengan konsol game ini berbanding terbalik dengan jumlah pemain industri game di Tiongkok. Tidak hanya pihak konsumtif (gamers), tapi pihak produktif (para developer, publisher, dan vendor) juga tidak kalah banyaknya. Pertemuan kedua kenyataan inilah yang tampaknya membuat perusahaan Tiongkok seperti OUYE berani untuk mengembangkan produk (konsol) versi mereka sendiri yang akan dipasarkan untuk negara mereka sendiri.

Secara garis besar, di satu sisi, semua orang di luar Tiongkok dapat saja menuding OUYE adalah proyek jiplakan yang tidak kreatif dan meramalkan bahwa konsol ini tidak akan didukung melalui program crowdfunding-nya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan di Tiongkok sendiri, OUYE dapat laku keras karena selain memiliki model yang serupa dengan dua konsol paling populer di dunia, perangkat ini juga berani menjadi jawaban atas kebuntuan yang disebabkan oleh ketatnya pemerintah terkait impor konsol game dari luar Tiongkok. Siapa yang tahu?



Kontak Informasi INIGAME.ID (Press Release / Business / Partnership).
Email: info[at]inigame.id.
Continue Reading
Advertisement
You may also like...

More in News

To Top