League of Legends dan StarCraft II Punya Peluang Sebagai Olahraga Olimpiade Resmi Tahun 2020

INIGAME.ID – Industri game di sektor eSports tampaknya akan semakin populer karena beberapa judul game populer seperti League of Legends dan StarCraft II diramalkan dapat hadir sebagai olahraga olimpiade resmi setidaknya di Summer Games tahun 2020.

Pemikiran ini diungkapkan oleh Daniel Grzelak, CEO Gamer Institute, dalam wawancaranya dengan Forbes.

Bagi yang belum tahu, Gamer Institute merupakan platform yang berfungsi sebagai wadah untuk competitive gamers.

Mereka merekrut dan melatih gamers untuk menjadi pemain profesional.

Dalam wawancaranya, Grzelak mengakatakan bahwa ide ini pertama kali muncul dari perdebatan yang membahas mengenai seberapa besar daya kompetisi yang dimiliki oleh pemain game.

” Ketika banyak yang mengatakan bahwa pemain game itu malas karena mereka hanya ‘bermain’ saja, pada kenyataannya justru sebaliknya. Kami selalu mencari cara untuk meluruskan cara pandang tersebut.

Kami melihat eSports memiliki banyak kelebihan dibanding cabang lain dan menyadari bahwa sebagai komunitas, kami dapat melakukan sesuatu yang lebih untuk hal ini.

• Daniel Grzelak (CEO Gamer Institude)

Ketika ditanya mengenai apa saja yang sampai sekarang menjadi penghalang eSports untuk dapat diakui sebagai olahraga olimpiade, Grzelak mengungkapkan ada tiga hal yaitu:

• Pembentukan Federasi Internasional untuk memimpin dan mengatur sektor eSports,
• Peserta harus memenuhi standar International Olympic Committee (IOC),
• Penggiat eSports harus dapat meyakinkan IOC bahwa eSports merupakan cabang yang layak untuk direkomendasikan.

Hubungan dengan IOC dikatakan merupakan tantangan yang paling berat untuk dilewati, mengingat akan ada unsur politik dan pandangan umum yang negatif terkait para pemain game.

Menutup wawancaranya, Grzelak mengatakan jika melihat kondisi saat ini setidaknya League of Legends dan Starcraft II yang paling memungkinkan untuk diangkat sebagai olahraga kompetitif.

Sementara untuk game FPS, menurutnya masih cukup sulit mengingat adanya unsur kekerasan yang menjadi polemik bagi beberapa pihak.

Thanks to Forbes