Connect with us

INI 5 Hal Menarik yang Bisa Jadi Catatan di DAC 2017

dac 2017

eSports

INI 5 Hal Menarik yang Bisa Jadi Catatan di DAC 2017

INIGAME.ID – Turnamen Dota 2 Asia Championships 2017 telah berakhir. Invictus Gaming keluar menjadi juara setelah mengalahkan OG dengan skor 3-0.

Meskipun sudah berakhir, namun ada beberapa hal menarik yang bisa jadi catatan gamers, atau bahkan dijadikan pelajaran. Berikut kelima hal tersebut.

1. Tim Dota 2 China Kembali Bangkit

dac 2017 - invictus gaming

DAC 2017 – Invictus Gaming

Sebagian besar gamers biasanya membuat lelucon atau menyindir di media sosial mengenai tim China. Sindiran itu berisi pernyataan bahwa era tim Dota 2 China sudah berakhir. Namun fakta berbicara lain.

Masih segar dalam ingatan saat The International 2016, Wings Gaming keluar menjadi juara.

Kemenangan Invictus Gaming di DAC 2017 semakin memantapkan fakta bahwa tim China belum berakhir dan masih layak bersaing dengan tim papan atas dunia. Bahkan saat empat besar, tiga tim di antaranya berasal dari China.

Meskipun sering dikritik karena draft yang membosankan, tim asal China memiliki karakter bermain yang khas.

Strategi agresif, pertarungan yang sengit, kemampuan untuk membalikkan keadaan, serta disiplin menjadi kunci permainan mereka.

Tidak ketinggalan, saat kompetisi Solo Mid 1 vs 1, Zhang “Paparazi灬” Chengjun juga berasal dari China.

2. Tidah Harus Bermain Role Mid Jika Ingin Menjadi Pemain Mid Terbaik 

dac 2017 - miracle- vs paparazi

DAC 2017 – Miracle- vs Paparazi

Kemenangan Solo Mid Paparazi bisa dibilang menarik. Pasalnya, Paparazi bukan midlaner murni seperti Syed Sumail “SumaiL” Hassan, Amer “Miracle” Al-Barkawi dan Song “Sccc” Chun. Role aslinya adalah carry.

Meskipun secara umum turnamen Solo Mid dipercaya bukan indikator yang tepat, namun turnamen ini bisa merefleksikan cara main yang bersangkutan.

Baca Juga: Miracle- Harus Telan Kekalahan dalam 1 vs 1 Solo Mid Dota Asia Championship 2017

Kemenangan Paparazi juga seperti deja vu. Ketika turnamen Solo Mid di The International 2013, Daryl Koh “iceiceice” Pei Xiang berhasil mengalahkan Chai “Mushi” Yee Fung.

Kala itu, role iceiceice adalah carry. Iceiceice pun dinobatkan sebagai midlaner terbaik di DotA 2 saat itu.

Pelajaran ini rasanya bisa berlaku untuk semua role. Bagi gamers yang merasa kurang ahli menjadi support, bukan berarti gamers lemah sebagai carry, dan juga sebaliknya. Selalu ada kesempatan untuk belajar dan menjadi pemain yang lebih baik.

3. Juara The International pun Bisa Jatuh

dac 2017 - evil geniuses

DAC 2017 – Evil Geniuses

Tidak ada yang sempurna. Prinsip ini cukup menggambarkan situasi di DAC 2017. Bahkan Evil Geniuses dan Wings Gaming sebagai kedua juara The International dua tahun belakangan harus pulang lebih dulu. Evil Geniuses harus puas sebagai juara 6, dan Wing Gaming di juara 9-12.

Kedua tim bermain kurang maksimal di group stage, dan harus rela bermain di lower bracket. Meskipun Wings Gaming gugur lebih dulu, nyatanya nasib Evil Geniuses juga belum baik. Mereka kalah melawan Newbee dengan skor 1-2.

4. BurNIng is Back

dac 2017 - burning

DAC 2017 – BurNIng

Pada awal karirnya di DotA 2 sekitar tahun 2011, Xu “BurNIng” Zhilei berhasil memenangkan beberapa penghargaan sebagai carry terbaik dan beberapa juara turnamen internasional lainnya.

Ia dikenal sebagai pemain carry terbaik dengan jam terbang yang tinggi. Sayangnya, performa BurNIng sempat meredup beberapa bulan belakangan.

Namun semua berubah saat ia menjuarai DAC 2017. Banyak fans yang mengatakan BurNIng sudah kembali ke performa terbaiknya.

Hal ini bukan omong kosong. Dalam babak group stage saja, ia meraih rata-rata GPM sebesar 623 dan angka KDA 11.44 dari 10 games.

dac 2017 - kda group stage

DAC 2017 – KDA Group Stage

Kemenangan ini juga menjadi kemenangan pertamanya dalam 3 tahun terakhir, setelah menjuarai Starladder StarSeries Season 9 bersama Team DK.

5. Kejutan Selalu Menjadi Cerita

dac 2017 - team empire

DAC 2017 – Team Empire

Semua gamers senang dengan kejutan. Entah hasil yang tidak disangka, atau cerita mengenai tim underdog yang bisa memberi kejutan di suatu turnamen.

Misalnya saja Team Empire yang sempat dipandang sebelah mata karena inkonsistensi permainan, memberi harapan kepada fans saat lolos di CIS Qualifier.

Mereka datang ke China membawa secercah harapan. Saat group stage, mereka cukup merepotkan lawan-lawannya dan menjadi juara dua di grup A.

Sayangnya, perjuangan mereka harus berakhir di main event saat melawan Invictus Gaming Vitality di lower bracket dengan skor 1-2, dan harus puas menjadi juara 5.

Team Faceless, tim yang tidak bisa menang sekalipun di group stage harus membuat Miracle- dan kawan-kawan pulang lebih awal.

Padahal, secara MMR Team Liquid lebih unggul. Namun bagaimanapun juga, permainan mereka patut diapresiasi.



Kontak Informasi INIGAME.ID (Press Release / Business / Partnership).
Email: info[at]inigame.id.

More in eSports

To Top